Khumrah dan Hasher adalah nenek moyang Sajadah, atau alas yang digunakan umat Muslim untuk melakukan ibadah.
berhubung pengetahuan saya masih sangat dangkal, dan cuma bisa googling, membandingkan tulisan satu dengan yang lainnya, tetap saja saya masih kurang ilmu sebenarnya.
untungnya tulisan ini tidak akan membahas mengenai hukum shalat di atas sajadah, karena sudah banyak ulama-ulama yang membahas hal tersebut.
dalam tulisan ini saya hanya ingin menuangkan pendapat, tentang apa yang saya lihat dan amati.
Sajadah itu tujuannya untuk melindungi bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan tanah yang mungkin sangat panas atau sangat dingin - sejauh yang saya baca.
namun sekarang sajadah ya memang sebagai alas, dimanapun dan kapanpun. sajadah juga bermacam-macam ukurannya, beraneka ragam warna dan coraknya.
namun ternyata sajadah - yang saya amati di tempat saya - justru menjadi tempat duduk dan berguling para setan saat shalat berjamaah dilaksanakan.
yep, sajadah justru menciptakan jarak. Apalagi yang sajadahnya besar nan bagus, haha.
kecenderungannya, saat shalat berjamaah, sajadah pribadi digelar, terciptalah suatu 'cubicle' yang mengatakan 'ini tempat shalat saya, yang itu tempat shalat kamu.' dan untuk ukuran lebar kaki maupun lebar pundak/bahu sebenernya gak selebar itu juga. padahal setiap kali berjamaah, imam selalu mengingatkan 'luruskan dan rapatkan shaf-nya'.
namun kemudian, ya sudah, yang dirapatkan malah sajadahnya. mana pernah sih ada orang yang melebarkan kaki sampai seujung sajadahnya? O.oa
dan sampai saat ini, saya belum menemukan orang yang mau saya ajak 'geser sedikit' n bagi-bagi sajadah kecuali keluarga saya sendiri. atau mungkin lain kali saya langsung aja numpukin setengah sajadah saya di atas sajadah orang lain ya? haha. bisa diliatin aneh saya.
Dari Ibnu Umar radliallahu’anhuma, dia berkata: Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : ”Luruskanlah shaf-shaf, jadikan
setentang diantara bahu-bahu, tutuplah celah yang kosong, lunaklah
terhadap tangan saudara kalian dan janganlah kalian meninggalkan
celah-celah bagi setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah
akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutusnya maka Allah akan
memutuskanya.” (HR. Bukhari 725, Abu Dawud 666; dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, no.602)
sajadah kalau dipakai shalat sendirian memang masih biasa saja, tapi sepertinya kurang pas kalau dipakai berjamaah. sampai masjidnya masang karpet di seluruh ruangan tanpa corak sajadah (yang ada batas-batasnya), sepertinya fenomena ini akan terus berlangsung.
jadi,, for the time being, mari kita tumpuk-tumpukan sajadah!! ^o^v
No comments:
Post a Comment