Tuesday, November 27, 2018

Baper bisa terjadi dimana saja, kapan saja.

Hari ini di tempat training belajar tentang validation.
Hasil simulasi validasinya sudah oke. Message error sudah muncul.
Masuk ke transaksi. Kondisi diatur sedemikian rupa agar validasi ter-triggered. Sukses. Message error muncul.
Data transaksi dikoreksi agar bisa di-post. Message error masih muncul.
Giliran saya yang ter-triggered.
Cek di settingan validasi. Sudah oke. Cek data transaksi sudah oke. Message error masih muncul.
Akhirnya nanya ke mbak instruktur. Jawabannya.
'Oh itu di validasinya huruf kecil, validasi ini sensitif ya, jadi harus benar-benar sesuai.'

Validasi dikoreksi menjadi huruf besar semua.
Data transaksi berhasil di-post, message error sudah tidak muncul.

Validasi pun ternyata baperan.

ohiya, Judul blognya emang (agak) maksa.

Friday, November 2, 2018

Terjebak kewajaran

Pernahkah anda berada di suatu kondisi

Tiba di stasiun
Penumpang : "makasi ya bang!"
Abang ojol : "iya"
Sambil jalan menjauh si penumpang memberikan rating 5 bintang plus ngasih tip.

Keesokan harinya

Tiba di stasiun
Penumpang : "jalan dulu ya yah"
Ayahnya penumpang : "iya hati-hati"
Sambil jalan menjauh penumpang buka sosmed, sekedar checkin lagi di stasiun

Atau pernah kah anda di situasi ini?

Bertamu di rumah teman
Tuan rumah membawakan teh dan makanan
Tamu : "eh makasi lho, jadi ngerepotin"
Tuan rumah senyum senyum.

Pulang ke rumah si tamu
Mama si tamu :"Itu ada ikan goreng tadi pagi mama masakin"
Si tamu: "tadi uda makan ma"
Si tamu langsung masuk kamar, siap-siap ngecek sosmed
...

Pernah kah?

Ayah mengantar anak, ibu memasak untuk anaknya, wajar sekali bukan?
Namun ketika orang lain yang melakukan hal tersebut tak jarang kita malah tersentuh, terharu, melabeli bahwa si anu orang baik, dan kemudian ucapan 'terima kasih' itu terlontar dengan mudahnya.

Kapan terakhir kali anda berterima kasih pada orang tua anda?

Pernahkah anda berterima kasih kepada pasangan?
Atau usahanya memenuhi kebutuhan anda adalah hal yang wajar dilakukan suami sehingga tidak perlu ucapan terima kasih?
Atau usahanya menjaga kenyamanan tempat tinggal anda adalah hal yang wajar dilakukan istri sehingga tidak perlu mengucapkan terima kasih?

Padahal saat anda menerima hadiah, anda melontarkan kata tersebut.
Padahal saat meja makan anda dibereskan oleh pegawai restoran, anda pun melontarkan kata tersebut.

Kapan terakhir kali anda mengucap Hamdalah?
Padahal anda masih bisa membaca tulisan ini tidak lain dan tidak bukan atas izinNya.
Padahal saya masih bisa mengetik tulisan ini tidak lain dan tidak bukan atas izinNya.

Bernafas pun sudah merupakan kebiasaan yang wajar. tapi ingatkah anda bahwa itu termasuk rezeki?

Marilah kita berterima kasih dan mengucap syukur.
Jangan mau terjebak kewajaran.