Tuesday, October 30, 2012

Kino No Tabi #5

humans mustn't always have it easy. if humans go through life everyday without hardships, they'll slack off and become lazy. we need something in life to keep us from becoming lazy, and that's work!

Kino : i have something to ask you, if you don't mind?
A      : what is it?
Kino : did you remove the grass and polish this rail all by yourself?
A      : yeah, it's my job.
Kino : it's your.. job?
A      : yeah, that's right. i've been doing this for a long time now.
Kino : exactly how long is that?
A      : about fifty years.
Hermes : fifty years?
A      : i don't know exactly how long, but it's probably been about that long, since i only counted the winters. i joined the rail company when i was eighteen. back then they said there was a track that wasn't being used, but that it might eventually be put to use again, so i was to polish it the best i could. they haven't told me to stop yet, so i just keep working.
Kino : you haven't been back to your home country since then?
A      : no, i already have a wife and child when i originally left home. i had to support them in any way i could. i wonder how they're doing now? they should be getting my paychecks, and i think they are living well on them.
Kino : how much longer do you plan on continuing this work?
A      : until someone from the company tells me to stop. either that, or until this railroad ends.

....
Hermes: it's much easier to run on now. thanks to that old man we met yesterday.
....

Kino  : Eh? hoah,, there's no more railroad.
B       : that's right. i removed it.
Kino  : why are you removing the tracks?
B       : it's my job. i've been doing this by myself for a long time.
Kino  : by 'a long time', exactly how long do you mean?
B        : well, i think it's been about fifty years. i'm not exactly sure. i joined the railroad company when i was sixteen years old. they didn't need this track, since it wasn't being used, so i was ordered to tear it down. i was very excited about it because it was my first job. and they have yet to tell me to stop.
Hermes: you haven't been back to your home country?
B       : yeah, i've got five younger brothers, you see. i'm working to keep them fed, so i can't take any time off.
Kino : excuse me, these tracks are awfully clean for not having been used for years, aren't they?
B      : yeah, it's been like this the whole way. strange, isn't it? but it's nice, because it really makes them easier to remove.

...
hermes: it's hard to run here.
...

Kino  : eh? aaah.. there's more tracks!
C       : hey, traveller! yeah, i did all this.
Kino : is this your job?
C       : that's right. of course, i've been doing this forever.
Kino  : how long do you mean by "forever"?
C       : well, it's going on fifty years now, i suppose. i was fifteen when i joined the rail company. they said they had an old track that they might start using again, so they told me to come out and repair it. i haven't heard orders to stop yet, so...
Hermes: are you doing this all by yourself??
C       : oh, it's really no big deal once you get used to it. i've got all the materials i need right here, so...
Kino : you don't seem to have returned to your country.
C       : well, my mother become ill and couldn't work, so i had to suport the family.

....

Monday, October 29, 2012

curhat colongan

jam 8.26 waktu lepi uchy - si Toshi, yang baru lunas tanggal 25 kemaren.

sedang berusaha menghabiskan kentang goreng sendirian.
sudah tiga pasang pemain barongsai silih berganti berdatangan menaruh amplop berpola merah putih merah di meja.
dua amplop sempat terisi. sayangnya yang ketiga hanya kebagian tatapan datar.

sejak sejam lalu duduk disini, masih berpakaian seragam kantor, jaket abu-abu bergambar Tom - dari tom and jerry, dengan niatan ketemu mbak dan mas penjual tiket keliling, untuk konser band kesayangan. gak sayang-sayang banget sih. sayang aja kalau dilewatkan.

mbaknya gak datang, masnya datang tapi. sempat terjadi perdebatan karena masnya gak mau masuk ke warung kopi tempat saya bernaung dari dinginnya malam, padahal saya juga gak mau ninggal kentang goreng saya. yang ada saya dikira mau ngacir gak bayar.

masnya datang dan pergi. saya sih gak peduli. yang penting tiketnya dapat. dan kentang belum habis. hm.
sempat ngobrol basa basi basi, dan terlontarlah pertanyaan itu.

'mbaknya kerja di ********* ya?'
'iya, mas.'
'oh, pasti punya orang dalam ya?'
-mengeluarkan jurus senyum termanis-
'alhamdulillah, anda orang kedua yang menyatakan demikan, dan dengan bahagia saya bilang, nggak mas. gak ada,' -masihsenyumtapimasnyamalahbaliksenyumgakpercaya-
kalau mereka punya kacamata 3D, mungkin orang-orang seantero warung kopi bakal ngeliat ada percikan listrik 1000 watt dari mata kami meskipun senyum tetap pula terukir.

yep. kedua kalinya saya ditanya hal yang sedemikian menyakitkan hati, bahkan diputusin pun gak sesakit itu. *hiperbola -katahaluslebay-
pengalaman pertama saya ditanya hal yang sama adalah di perjalanan pulang dinas ke Makassar. lagi asik naik damri ku duduk di depan, di belakang pak supir yang sedang bekerja, mengendarai damri supaya baik jalannya. tuk tik tak tik tuk .. *lah?
iya. saya duduknya di belakang pak supir, terus si ibu duduk di sebelah saya. waktu tau saya ngulinya dimana, pertanyaan itu terlontar lah.
semacam lempar lembing, si ibu tu. lembingnya nancep tapi.
bahkan si ibu saking gak percayanya malah nanya dua kali. iya, nanya lagi si ibunya, 'beneran gak punya orang dalam?'
Hellooo... tampang saya emang rada culun lucu imut gak meyakinkan sih, bu. kompre sampe dua kali. lulus aja telat. gak sebanding emang sama anaknya ibu yang lagi sekolah di International School dengan TOEFL 550 something.
tapi doa orang tua, doa orang-orang yang sayang sama saya, dan doa orang-orang mukmin yang mungkin waktu itu lagi gak ada kerjaan trus jadinya ikut ngedoain saya juga ternyata cukup buat bikin nama saya nempel di pengumuman penerimaan kuli baru.
Alhamdulillah,, :D

tapi ya entahlah. mungkin di luar sana masih banyak yang meragukan saya. atau mungkin meragukan teman-teman saya, padahal kami cuma modal diri dan bekal Bismillah.
singkat cerita, saya cuma pengen curhat, gini-gini saya sudah pernah ditolak ngelamar bos-bos kerja, saya sudah pernah ngerasain nganggur, pernah pula ngerasain malu dan tekanan batin yang bikin saya gak keluar dari kamar kos selama dua minggu kecuali buat ngisi perut dan ngosongin perut. mandi juga ding. kadang. itu, gara-gara saya gak lulus kompre.
tapi saya jadi kuli di tempat sekarang bukan karena saya punya orang dalam. saya juga gak ngerti bapak-bapak yang interogasi saya waktu itu ngelihat apa dari saya. tapi yang saya yakin, mereka gak lihat ada nama nongol di muka saya, yang bukan nama saya.
soalnya, saya bukan titipan. *petir menggelegar*

jadi begitulah curhat colongan saya. kebetulan sekarang sudah jam 10.30 waktu lepi uchy.
tadi sempet pindah dari warung kopi ke warung kopi sachet-an (kamar), sempet ngerendam isi keranjang kotor pula, bahkan sempat bergosip dengan tetangga sebelah kamar.
daripada menikmati sakit hati, sekarang saya mau Chy Time dulu. anime-anime saya menunggu saya.
akhir kata, Semoga Allah memberkahi jalan yang kita tempuh, amin.


dan saya gak punya orang dalam.

ps:
inilah yang membuat saya betah ngentang sambil makan kentang meskipun jadi semakin ngembang..


Sunday, October 21, 2012

Break

rem. rem.
berhenti.
istirahat.

lepas topeng. guling-guling. atau ngegelinding?

rem kaki. rem tangan.
turunin kaki.
biar berhenti.

tapi gak boleh noleh. boleh lelah. tapi jangan kalah.

tapi tunggu.
sebentar.
beberapa menit.
agak sesak.
mungkin agak lama.
oh iya, gak lama-lama tapi.
sebentar.

sistemnya masih nyangkut,
nge-hang.
mungkin kepanasan.
terlalu banyak aplikasi yang jalan.
RAMnya kurang sepertinya.
ah tidak, cukup.
Bug, sepertinya.

sebentar. sedikit lagi.
...

berhenti. sejenak.
mengatur nafas.
pasang senyum.
baca basmalah.
insya Allah siap.

sip.
mari, jalan lagi.
 :)

Sunday, October 7, 2012

Putar Otak, "The Complainer"

Kata Wikipedia,
Jejaring Sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
Salah satu bentuk Jejaring Sosial yang sekarang-sekarang ini menjadi tren terbaru adalah Jejaring Sosial dalam bentuk Web. hm. siapa yang tidak kenal Facebook, Twitter, Tumblr, Blogger, Wordpress, dan keluarga besarnya?

Sebenarnya sudah banyak studi-studi yang dilakukan untuk menganalisa dampak situs jejaring sosial, baik itu pada remaja, pada umur dengan range tertentu, bahkan dampak emosional serta psikologisnya.
kalau 'gugling' asal-asalan, ada tanggapan dari sosiolog Universitas Indonesia, katanya Curhat lewat jejaring sosial itu berbahaya. katanya, yang berbahaya itu kalau ada yang lagi curhat lalu ditanggapi/dikomentari negatif, bisa mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis si orang yang curhat.
ada juga penelitian dari The Australian Psychological Society Ltd yang menurut saya lumayan komprehensif.
Penelitiannya mencakup umur pengguna, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menjalin social networking, resiko terhadap anak-anak, pengurangan intensitas pertemuan face-to-face, dampak social networking bagi orang-orang pemalu, dan juga 'romantic relationship' yang terbentuk dari aktivitas social networking.
ada juga penelitian dari sebuah Senior Project untuk Degree Bachelor of Arts di California Polytechnic State University. tapi di penelitian ini lebih menekankan ke salah satu situs jejaring sosial, terkait seberapa pentingnya situs tersebut bagi responden mereka.
dan favorit saya, dalam sebuah artikel disebutkan, salah satu dampak negatif dari salah satu situs jejaring sosial adalah "Development of narcissism in teens who often use Facebook". yep. narsis. i guess a lot of people can relate. haha.

jujur saja, tiga tab pertama yang selalu saya buka setiap kali membuka browser adalah Facebook, Yahoo Mail, dan Kompas. Selalu.

saya mungkin tidak sehebat kawan-kawan yang sudah melakukan penelitian terhadap situs-situs jejaring sosial. saya juga tidak sehebat kawan-kawan yang punya ilmu yang mumpuni untuk menilai situs-situs jejaring sosial tersebut dan dampaknya.
tapi saya sepakat kalau situs jejaring sosial memang punya dampak positif dan negatif. ya semua hal di dunia ini punya positif dan negatif sih. apa yang tidak?

tapi satu sisi negatif situs jejaring sosial yang cukup saya khawatirkan adalah, kecenderungan pengguna untuk jadi 'complainer' semakin besar.
mungkin saya akan mengadakan penelitian, 'pengaruh situs jejaring sosial terhadap tingkat keluhan hidup pengguna'.
memang, tidak semua status-status update dari pengguna situs jejaring sosial isinya keluhan, tapi lumayan banyak lah. bahkan kata Antropolog UI, Irwan Hidayana, "Seringkali kita menghadapi masalah yang memengaruhi suasana hati, misalnya macet, hujan, dan banjir. Padahal, kita tetap butuh ruang ekspresi. Karena keterbatasan ruang sosial, akhirnya media sosial jadi sarana curhat.”

jadi, saya menyimpulkan sambil membayangkan, dulu orang kalau macet, ya sudah macet saja. marah-marahnya mungkin sambil mukul kemudi atau jungkir balik di dalam mobil, atau berdiri-berdiri di atas motor. tapi mereka mengatasi masalah mereka sendiri. mereka 'ngeluh'nya nanti, kalau sudah sampai rumah, ke orang-orang nyata. sekarang ini, macet, ya,, update status. jadi semua orang tahu si peng-update status sedang terjebak macet.

atau mungkin lagi patah hati? dulu patah hati hanya dibicarakan oleh sahabat ke sahabatnya yang lain. seluruh dunia tidak perlu tahu. sekarang. patah hati, denger lagu galau, update status. update statusnya seolah-olah menerima kenyataan, tapi kalau memang menerima kenyataan ya buat apa di-broadcast. tanpa munafik, saya pernah melewati masa itu. blog ini dulu isinya misuh-misuh yang tidak tersampaikan di dunia nyata. padahal sebelum saya punya blog, saya tidak punya sarana misuh-misuh, jadi gak jadi misuh.

ada juga status-status yang berupa doa. doa yang semestinya hanya menjadi percakapan antara seorang manusia dengan Tuhannya kini diketahui oleh semua teman di akun jejaring sosialnya. padahal, QS Al-A'raf ayat 55 menyatakan,Berdoalah kamu kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara lembut. Sesungguhnya Dia tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.” begitupula di QS Thaahaa ayat 7, "Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi" dengan tafsir tidak perlu mengeraskan suara dalam berdoa karena Allah mendengar doa walaupun diucapkan dengan suara rendah.

secara psikologis dan emosional, manusia butuh didengarkan, siapapun dia. adanya situs jejaring sosial kemudian mempermudah proses tersebut. tapi sayangnya hal tersebut juga sedikit menggeser kepribadian semua pengguna, yang tadinya biasa saja menjadi 'the complainer.'
dulu saya sakit gigi tinggal beli obat, minum obat, belum sembuh, besoknya minum obat lagi. setelah saya punya akun di jejaring sosial, saya sakit gigi, beli obat, update status semacam 'orang yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati pasti belum pernah ngerasain sakit gigi', minum obat, besoknya belum sembuh, update status semacam 'this toothache is killing me!!', minum obat lagi.
terlihat bedanya?
semakin sering seseorang meng-update statusnya di situs jejaring sosial, semakin rentan sindrom 'The Complainer' muncul pada orang tersebut. karena terbiasa meng-update status, jadi semuanya disampaikan di situs jejaring sosial. beruntunglah mereka yang memiliki pengendalian diri yang kuat dan filter yang high quality.

saya cukup kaget juga waktu tanpa sengaja membaca status kawan saya, yang saya tahu, kawan saya itu lumayan tangguh, sangar, dan senang menganiaya saya. ternyata kawan saya itu galaunya parah kalau masalah cinta. tanpa berkomunikasi langsung dengannya pun saya jadi tahu kisah cintanya dari awal-ada masalah-putus-galau setelah putus-mencoba move on-tapi gagal-galau lagi-sekarang sih mulai move on lagi, hanya dari update statusnya. tidak, dia dulu bukan 'The Complainer.'
lalu kenapa? oh. ternyata pihak yang memutuskan cintanya juga punya akun di situs yang sama.
and that, i can relate. saya juga pernah menyindir orang tertentu melalui update status saya, dan dengan masalah yang sama, cinta. saya juga terserang sindrom 'The Complainer,' tapi saya sedang berusaha sembuh. :D

jadi intinya, media sosial, dengan segala kebaikannya, ternyata memiliki dampak negatif yang saya sebut sindrom 'The Complainer'. tiba-tiba pengguna menjadi orang yang suka mengeluh tentang hal-hal kecil, ataupun hal-hal yang sebenarnya tidak mempengaruhi orang lain. apalagi teman yang masuk di daftar teman si pengguna tidak semuanya adalah teman akrab. bisa jadi orang yang benar-benar asing, yang kenal dari temannya temannya sepupunya temannya. mungkin.

jadi, sebelum terlambat, saya harap kawan-kawan yang membaca blog ini bisa saling membantu dalam menghentikan sindrom 'The Complainer.'
in fact, tolong. ingatkan saya. saya tidak ingin menjadi 'The Complainer.'