Wednesday, September 5, 2012

Thin Line..

saya sedikit bertanya-tanya apa yang saya, kamu, dia, dan mereka lakukan.
saya kadang bertanya-tanya bagaimana kamu, dia, dan mereka melihat saya.
saya kadang mencoba membayangkan jika saya berada di posisi kamu, dia, ataupun mereka.
kemudian saya akan mempertimbangkan keputusan-keputusan yang saya, kamu, dia, dan mereka ambil. atau lebih tepatnya, membandingkan.

saya membayangkan jika saya berada di posisi dia, dengan masalah-masalah dia, apakah saya akan seperti dia? atau lebih baik? atau lebih buruk?
atau saya membayangkan kamu di posisi saya. jadi seperti apakah kamu? seperti saya kah? atau lebih baik? atau lebih buruk?

saya kadang-kadang merasa sedih. lalu kemudian saya teringat. di sudut kota lain, mungkin ada juga yang merasa sedih.
sama halnya dengan bahagia.
jatuh cinta. patah hati. ditolak. diterima.
hal-hal semacam itu.
saya yakin tidak hanya saya yang merasakan.

orang lain pun juga.
mungkin mas-mas yang saya ikutin waktu nyeberang jalan kemaren?
atau mas-mas yang liat saya jatuh di tangga?
atau mungkin mbak-mbak yang jaga counter cashier waktu saya beli keringatnya pocari?

tapi kan saya tidak tahu. kamu pun tidak tahu. dia. dan tidak juga mereka.

kadang saya merasa putus asa. tapi tentunya di ujung jalan di dunia sebelah, atau di negara tetangga, juga ada yang putus asa. mungkin dia dengan perut keroncongannya lagi megang kayu sambil mengaduk-aduk pasir dan sebelah tangan memeluk lutut. atau mungkin kamu sedang berada di tempat ibadah untuk mengeluh padaNya?
kemudian bagaimana dengan keputusan? tindakan? keputusan yang diambil pun pastinya berbeda-beda. lalu mengapa saya, kamu, dia dan mereka bisa mengambil keputusan yang berbeda?

diantara kamu, atau dia, atau mereka, tentunya ada orang-orang tangguh.
tapi saya mungkin tidak termasuk orang tangguh.
saya biasa saja.
saya berdirinya di garis tengah. garis yang kebetulan tipis.
garis tipis yang memisahkan antara tangguh dan denial - penolakan.
saya sayangnya nyangkut disitu.
kalau dia kenapa bisa tangguh ya? kamu juga. tapi ada beberapa dari mereka yang ternyata malah semakin putus asa. mungkin saya juga?
nah ya itu. saya masih di garis tipis.

atau sebenarnya, saya tahu.
sebenarnya, saya tahu.
saya tahu saya dimana.
hanya saja garis itu terlalu tipis untuk dilihat orang lain.
kamu, dia dan mereka, tidak bisa melihat garis tipis itu.
jadi. kamu, dia, dan mereka tidak akan tahu. begitupun saya. saya tidak akan tahu disebelah mana kaki kamu, dia, dan mereka berpijak.

akuilah, kawan.
garis itu memang tipis. terlalu tipis.

No comments: