Sedang tidak ingin tidur.
sedikit mengantuk, tapi sepertinya masih berusaha mempertahankan imaji bahwa hari ini belum berakhir. well. sudah 0:26. tapi belum tidur. tentunya hari ini belum berakhir.
entah sejak kapan 24 jam sehari terasa kurang. tentu saja kurang. terutama jika hari ini dengan produktifnya mencuci dan mengganti seprei serta mengantar seprei ke laundrian. sisanya nonton Kingdom's Hospital, Stephen King's Version.
super produktif.
tiap orang punya 'obat'nya sendiri.
obat saya kebetulan adalah bersenang-senang. bersenang-senang saya gampang. beri saya anime, stephen king's novel ataupun movie. beri saya buku horor. fyi, saya baru saja membeli novel karya R.L. Stine, berjudul Red Rain. versi dewasanya Goosebumps, kata orang. yup. cukup.
anime, novel, ataupun film. dan saya akan kalem.
namun setelah itu, baru terasa bahwa 24 jam itu kurang. atau mungkin kata orang, saya tidak bisa me-manage waktu. alibi saya sih, saya bisa-bisa saja mengatur waktu.
tapi. saya hanya tidak ingin hari ini berakhir. mungkin saya merasa belum siap menghadapi hari esok. katakanlah saya suka olahraga lari. lari dari kenyataan. haha
semakin tua saya merasa semakin ingin kembali ke masa kuliah.
saya takut jika suatu saat saya disuruh menggambar diri saya, yang saya gambar adalah anak urakan umur 20 yang jaket bergambar tengkoraknya belang-belang karena luntur.
saya juga kadang bertanya, kenapa perkuliahan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pengulangan, baik ujian maupun mata kuliah. kalau memang perkuliahan itu memberikan bekal 'bertahan hidup' bagi mahasiswanya, maka menurut saya, semestinya, tidak ada pengulangan.
tapi mungkin juga manusia umur segitu belum masanya untuk memperjuangkan hidup.
mungkin ada juga yang umur segitu sudah berjuang di jalan hidupnya masing-masing.
tapi perkuliahan tetap memberikan kesempatan kepada mahasiswanya, kesempatan yang tidak ditemukan lagi di masa setelahnya. kesempatan untuk menggunakan mesin waktu.
mesin waktu dengan masa penggunaan 7 tahun.
tidak masuk kuliah hari ini, masih bisa mengejar ketertinggalan di esok hari. bisa meminjam catatan teman. bisa nitip absen ke teman sekelas. seolah-olah hadir. mesin waktunya dipakai.
nilai ujian tidak mencukupi standar. ikut ujian perbaikan. atau istilahnya remedy. atau membuat tugas tambahan. nilai jadi lebih bagus. mesin waktunya dipakai.
bahkan setelah ikut ujian perbaikan, nilai masih tetap tidak bergeming. oh oh. warning! warning!
harus ikut semester pendek. mesin waktunya dipakai.
semester pendek tidak berhasil? ikut lagi di semester panjang. mesin waktunya dipakai.
ujian kompre tidak sukses? masih ada ujian kedua. been through that one. mesin waktuku kupakai.
namun mesin waktunya hanya bertahan 7 tahun.
lebih dari itu mesin waktunya rusak. tidak dapat dipakai sama sekali.
sekarang, lepas dua tahun dari kepemilikan mesin waktu, menyadarkan saya. apa yang saya pilih hari ini akan berdampak di hari esok. tidak ada lagi ujian susulan. yang ada "better luck next time". tapi next time-nya entah kapan, dan sayangnya "less luck" nya sudah tercatat di rekam jejak.
seorang kawan yang saat ini baru mencicipi tahun pertama kuliah berkata, "enak ya sudah kerja, daripada kuliah.."
dan saya hanya tertawa kecil.
namun sepertinya, saya hanya kangen punya mesin waktu.
No comments:
Post a Comment