disaat kita dihadapkan dengan banyaknya tugas yang menumpuk, manakah yang harus dikejar? kualitas kah? atau kuantitas?
yang kemudian dijawab bahwa pengambilan keputusan atas pilihan tersebut merupakan suatu wadah untuk melatih decision making sang penanya, didasarkan atas analisa prioritas sang penanya pula.
tapi perut ini rasanya masih tergelitik.
kemudian akhirnya sampai pada titik,"No. this isn't right. something's wrong. something's definitely wrong."
konsep pilihan quality over quantity, atau quantity over quality tidak bisa digunakan di semua proses bisnis. bahkan pada banyak kasus, saya yakin itu bahkan bukan sesuatu yang bisa dipilih, melainkan mutlak dicapai, baik kualitas maupun kuantitas.
contohnya pabrik mobil, sedikit saja salah kualitas, harga yang dibayar adalah penarikan kembali mobil-mobil yang sudah dijual. nyawa bisa melayang. kerugian finansial tak dapat dihindari. namun apakah demi mencapai kualitas, maka produksi mobil dibuat terbatas? yaa.. tidak semua orang bisa membeli Rolls Royce kan?
hal yang sama pun saya rasa berlaku di proses bisnis dengan load tinggi yang saya tanyakan. disaat pertanyaan mana yang harus dipilih antara kualitas atau kuantitas muncul, justru adalah sinyal bahwa ada masalah disitu.
justru menjadi pertanyaan, apakah ada masalah dengan kuantitasnya? apakah akan mempengaruhi kualitas? disisi mana mempengaruhinya? apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas?
jadi jawabannya bukan decision making. tapi problem solving. karena ini adalah masalah, bukan pilihan.
apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas, dengan tingkat kuantitas yang tinggi.
dengan mengubah mindset itu, ide-ide peningkatan kualitas tentunya akan mengalir. bukannya malah menerima nasib bahwa akan selalu hidup dalam pilihan antara kualitas atau kuantitas.
bukan menerima bahwa kualitas dan kuantitas itu dapat di-trade off. namun bagaimana keduanya harus dicapai.
yang susah adalah, meyakinkan orang lain bahwa ada sesuatu yang harus diubah. karena kita punya masalah.
yang susah adalah, jika orang lain tidak merasa itu adalah suatu masalah. disaat orang lain bisa dengan bangga berkata "i decide to choose one over the other".
no. it is NOT a choice!
No comments:
Post a Comment