Sunday, December 11, 2016

well, SCARY.

Dari dulu sampai sekarang, saya bukan orang yang tertarik dengan dunia perpolitikan.
Bahkan kalau ada bapak-bapak u**r yang bilang 'saya sih ga ngaruh gubernurnya siapa, toh saya tetap harus kerja sendiri untuk hidup', saya masih manggut-manggut. meskipun sebenarnya ya pasti ngaruh, lha wong kebijakan diatur sama gubernur. tapi tetap saja saya manggut-manggut.

mungkin saya juga cuek karena honestly, di umur saya yang sudah sekian tahun ini, saya belum pernah merasakan ikut dalam pemilihan.
ceritanya, kali pertama saya cukup umur, lokasi di Malang dengan KTP Makassar.
karena saat itu pemerintah tidak memberikan dana bantuan tiket mudik untuk pemilu, alhasil saya diem aja di kos. atau mungkin berkeliaran. lupa.

selanjut-selanjutnya kisahnya sama. saya dimana, KTP dimana.
terus tiba masa bisa ikut pemilu dengan syarat harus ngurus surat macem-macem. karena saya saat itu males ngurus-ngurus, jadilah ga ikut pemilu juga.
mungkin emang dasarnya saya kurang tertarik dengan dunia perpolitikan, atau mungkin saya cuma apatis sama lingkungan sekitar?
atau mungkin sebenarnya dalam hati pendapat saya sama dengan bapak-bapak u**r?
ya meskipun deep down saya tau kalau itu ga pas sih. haha.

hanya saja saya terlalu skeptis sama politik. karena menurut saya politik itu hanya masalah siapa yang memegang kekuasaan, dan pencapaian tujuannya dilakukan dengan seni mempermainkan rakyat jelata. dan masalahnya adalah yang main dan yang dipermainkan sudah semakin blur. bahkan bisa jadi yang selama ini kita pandang sedang bermain politik sebenarnya hanya dipermainkan politik.
know what i'm saying?
puppet master-nya itu selalu dibalik layar. yang tampil ya hanya bonekanya saja.
dan who knows si puppet master itu tujuannya apa?

yep, politik is THAT scary menurut saya. makanya saya cenderung apatis, tidak mau tahu, dan tidak peduli.

tapi terus kesentil lagi nih sama kangmas yang masih dengan penuh tatih thayang negur 'ih jangan gitu..'

tehe. *nada karakter anime

terus mulai deh browsing-browsing.
awalnya masih bener nih, baca-baca program kerja yang diajuin calon-calonnya. beberapa ada yang diskip karena malas bacanya.
terus akhirnya kok cenderung suka sama salah satu pasangan calon.
jadi oke nih, meskipun kalau sekarang ditanya lagi program apa yang bikin saya suka, honestly saya lupa. tapi kesan yang saya ambil adalah programnya nyata, realistis, masuk akal, dan bukan program yang disusun dengan bahasa ketinggian terus jadinya sangat universal dan main aman.

akhirnya tiba saat untuk ngecek karakter masing-masing calon.
baru juga ngecek satu, eeeh.. malah terdistraksi.

kenapa?
karena disaat saya mencari tahu tentang satu calon, ternyata ada beberapa berita negatif yang berbau agama.
namun berita negatif yang saya baca bisa dibilang merupakan conclusion dari suatu event yang saya bahkan ga sadar kalau pernah terjadi.
kemudian saya mulai penasaran event awalnya seperti apa. triggernya apa. mulailah saya berselancar dengan riang gembira.
setelah menemukan event yang dimaksud, ternyata ada suatu berita klarifikasi dari laman lain. dan ini didukung oleh beberapa laman berita lain yang saya cukup percaya kehandalannya.
saya balik lagi ke laman awal tempat saya menemukan berita negatif tersebut. tidak ada klarifikasi yang ditautkan.

akhirnya saya malah nanya ke mbah gugle mengenai track record laman yang aneh tersebut.
ternyata bener, laman itu sudah banyak di-red flag sama review blogger sebagai laman yang perlu di-tabayyun-i.

mungkin saya telat, mungkin banyak orang yang sudah tau, tapi masa iya saya adalah orang terakhir yang tau? O.oa
bisa jadi ada yang masih terjebak. *gaterima

well, SCARY.

yep. Scary.
bukannya tambah semangat untuk mencari tau, saya malah semakin waswas dan semakin skeptis saat berseluncur.
tapi Alhamdulillah, ilmu semakin bertambah. setidaknya semakin yakin bahwa Tabayyun itu perlu.

Tabayyun, mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya.
meskipun itu adalah hal yang susah gampang susah gampang dilakukan dalam era digitalized saat ini, dimana siapa saja bisa membagi pemikirannya kepada siapa saja hanya dengan single click, justru semakin mempertegas perlunya Tabayyun.

karena nowadays, every single thing can go viral. tanpa rem.
saya bahkan bisa dengan mudahnya menemukan gambar bokong hamster!! *salahfokus

well, SCARY.

mungkin saat membaca suatu artikel, atau menerima suatu info, perlu dicari tau asal mulanya seperti apa. dan jangan lupa untuk cross check fakta.
hati-hati dengan fakta yang dihilangkan sebagian. ga bohong sih, cuma ya ga bener juga.

dan mungkin untuk kasus perpolitikan di kawasan Jakarta saat ini, mungkin yang perlu dipertimbangkan adalah who would gain profit from it? -kinda sceptical question sih, tapi ya namanya politik. jangan-jangan ada udang di balik anubias nana.

bahkan untuk kasus boikot salah satu produsen roti, saya sempat kepikiran, hepi banget nih kompetitornya. even kalau trigger boikotnya adalah langkah yang kurang pas diambil oleh si produsen roti, tetap saja someone kalau jeli bisa langsung nyelinap.
not saying saya berada di sisi mana sih. just kinda curious.

takut juga kalau salah ngomong di era digital ini. ilmu masih cetek, saya banyak-banyakin belajar dan tabayyun dulu aja.

terus baru ngeh, ternyata calon gubernur saat ini juga tetep aja yang main pemain lama. ketiga calon masing-masing ada pengusungnya. ya iya lah ya.
tapi saya jadi tambah pusing.

aah.. udah ah. minta diajarin sama kangmas aja nanti. >_<

the point is,, SCARY.
jangan lupa Tabayyun!

No comments: