pose/po·se/ n gaya atau sikap yang ditampilkan ketika dipotret atau dilukis.
Mengapa saya tiba-tiba ingin menulis tentang kata ini?
well ya..
triggernya mungkin dari sebuah foto yang dikirimkan seseorang dengan maksud ingin melamar di tempat saya bekerja.
foto mbaknya berukuran 4x6, berwarna, close up.
waktu saya melihatnya, saya mengernyitkan dahi. apalagi foto tersebut adalah yang pertama kali terlihat saat membuka amplop coklatnya.
dan masih sambil mengernyitkan dahi, saya membaca CV dan surat lamarannya. tapi sayangnya sudah skeptis duluan dan malah selama membaca CV dan surat lamaran, saya sedikit terdistraksi dengan pikiran, 'why?'
kemudian saya ingin mengetes reaksi saya.
apakah kawan-kawan lain juga bereaksi yang sama, atau sayanya saja yang sentimen.
akhirnya saya tunjukkan kepada tiga orang kawan lain. satu perempuan dan dua laki-laki.
amazingnya, ketiga-tiganya menunjukkan reaksi yang kurang lebih sama.
entah itu kaget, mengernyitkan dahi, atau malah ketawa kecil.
waktu saya tanya kenapa, mereka juga tidak bisa menjelaskan kenapanya. waktu itu amplop mbaknya di-archive, karena yang dicari adalah laki-laki.
akhirnya kemarin amplop coklat milik mbaknya beredar lagi karena ternyata kami masih mencari tambahan pekerja, dan kali ini yang dicari adalah perempuan.
lagi, reaksi yang sama beredar.
akhirnya saya coba menyimpulkan, pose mbaknya, agak menyamping, close up, rambut digerai dan diposisikan ke depan, dan mulut yang terbuka sedikit, kurang lebih sudah cukup menjelaskan reaksi orang-orang.
kalau kata salah seorang rekan kerja saya, mungkin dengan latar belakang mbaknya di broadcasting dan perfilman, pose semacam itu justru yang dicari.
tapi menurut saya, saat seseorang melamar pekerjaan, harusnya tidak dengan foto yang seducing.
dan menurut saya, membuka mulut sedikit saat difoto itu sedikit "seducing".
tapi kemudian dibantah oleh kawan-kawan yang lain,ya bisa aja memang ada kelainan dari mulutnya atau susunan giginya yang menyebabkan saat difoto mulutnya terbuka sedikit.
tapi saya yakin pasti ada bedanya, jika memang alasannya demikian. atau mungkin sayanya yang sentimen?
hm, either way,, saya masih tetap berpegang teguh bahwa foto semacam itu tidak appropriate untuk dipasang di CV.
dan meskipun kawan saya beranggapan mulut-terbuka-sedikit tidak menandakan apa-apa, tapi toh reaksi mereka kurang lebih sama dengan reaksi saya saat pertama kali melihat foto tersebut.
foto senyum dengan mulut rapat saya pikir lebih tepat untuk digunakan melamar pekerjaan. atau sekalian gak senyum. tapi bagusan senyum sih, tapi yang rapat saja. setidaknya menimbulkan kesan formal dan elegan. asal senyum bibir rapatnya tidak dibarengin dengan kedip mata sebelah. nah itu sama aja boong.
anyway, kalau difoto untuk tujuan berbeda kurasa itu hak tiap orang mau berpose seperti apa.
tapi setiap kali saya melihat foto dengan pose mulut dibuka sedikit, saya langsung berpikir itu adalah pose seducing, dan kalau yang berpose sadar melakukan itu tapi sekedar iseng, kesimpulan saya adalah mbaknya genit.
sama halnya dengan berpose dengan menjulurkan lidah.
no offense, tapi saya tidak berminat ngeliatin lidah orang lain. dan kalau ada pose itu mau tidak mau saya jadi ngeliatin lidah orang lain. saya malas.
menurut saya menjulurkan lidah saat difoto menunjukkan kegenitan juga sih.
they wanted to be called cute. well, i guess there's nothing cute about that. but then again i'm a girl, so maybe it doesn't worked on me like it worked to guys.
eh tapi klo di tibet justru bagus sih, menjulurkan lidah itu. it shows respect. tapi last time i checked, kita tidak di tibet.
kenapa sih gak berpose biasa aja, senyum aja yang normal, atau ketawa aja sekalian.
no duck face, no mulut terbuka sedikit, no tongue out.
tapi really, mungkin sayanya aja yang sentimen
hm.
No comments:
Post a Comment